Solospel Senjata Clurit

JANJI PERISAI DIRI

1. BERKETUHANAN YANG MAHA ESA
2. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA
3. MENDAHULUKAN KEPENTINGAN NEGARA
4. PATUH KEPADA PERGURUAN
5. MEMUPUK RASA KASIH SAYANG

SEJARAH PERISAI DIRI SEMARANG

Perisai Diri Cabang Semarang dimulai dengan Angkatan Pelopor yang terdiri dari 10 orang. Mereka merupakan adik dan teman dekat dari Guanawan Parikesit, pendiri Perisai Diri Cabang Semarang. Tempat latihan mereka di halaman rumah di Jalan Gisiksari I/23 Semarang

Biografi Singkat Gunawan Parikesit

Gunawan Parikesit lahir pada tanggal 19 Oktober 1945, putera dari pasangan Suharto dan Suparni. Beliau merupakan anak sulung dari 10 bersaudara. Beliau dilahirkan di Kediri, namun menamatkan pendidikan formalnya di Surabaya.

Beliau pertama kali mengikuti latihan silat Perisai Diri pada usia 15 tahun, tepatnya Desember 1960. Waktu itu masih belajar duduk di kelas 2 SLTP. Teman satu angkatan yang berlatih silat berjumlah 400 orang. Tempat yang digunakan untuk latihan adalah Kantor Kebudayaan Depdikbud yang sekarang digunakan sebagai Museum.

Sebagai pemuda yang kritis dan penuh semangat menyala, beliau pun mencoba membuktikan keampuhan teknik silat yang dipelajarinya. Karena belum pernah dikalahkan oleh pesilat dari perguruan lain maka beliau tidak tertarik untuk mempelajari ilmu beladiri lain. Prinsip yang dipegang teguh hingga akhir hayatnya.

Lima tahun berlatih, beliau sudah berhasil mencapai tingkat Keluarga Biru Merah, meskipun beliau sempat mengalami kejenuhan latihan sehingga berhenti berlatih selama satu tahun. Baru kemudian berlatih kembali di tahun berikutnya karena jiwanya tidak bisa lepas dari Perisai Diri.

Pada bulan Desember 1968, keluarga Suharto memboyong seluruh keluarganya ke kota Semarang tepatnya di Jalan Gisiksari I/23. sesuai dengan pesan Bapak Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo bah wa di manapun Perisai Diri dapat berkembang, ditambah lagi dengan semboyan berani karena benar, maka pada bulan Januari 1969 beliau memberanikan diri melatih 10 orang temannya. Dan pada tanggal 4 Maret 1970 didirikan secara resmi untuk umum di SMA Negeri 1 Semarang. Angkatan pertama yang berlatih sebanyak 69 orang.

Meskipun telah bekerja di Kantor Notaris dan melatih anggota baru yang terus saja bertambah dari waktu ke waktu, beliau masih menyempatkan diri berlatih ke Surabaya. Berkat ketekunannya, beliau akhirnya dilantik sebagai pendekar pada angkatan pertama bersama 25 pendekar lainnya. Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 1982. Pendekar-pendekar Angkatan Pertama inilah yang pada Munas ke-XXI tahun 2005 di Yogyakarta dikukuhkan sebagai Pendekar Historis.

Berbagai prestasi telah beliau torehkan demi kejayaan Perisai Diri, namun sebagai manusia biasa kita tidak bisa menolak Kehendak Yang Maha Kuasa. Pada tanggal 13 Maret 2008, Pendekar tercinta meninggalkan kita untuk menghadap Allah SWT. Semoga, semua amal dan laku beliau diterima di sisi-Nya. Amiin..

SEJARAH PERISAI DIRI

Sepanjang tatar Jawa, terutama bagian tengah dan timur serta di pulau tetangga, bali. Terdapat teknik bertarung gaya melayu yang dikenal dengan nama Silat Perisai Diri. Perisai Diri sendiri terdiri dari dua makna, yaitu :
  1. Silat Perisai Diri adalah suatu sistem seni prtarungan yang mengandung unsur rekreasional maupun sportifitas. Unsur pertarungan dari Silat Perisai Diri ditekankan pada penggunaan kata Silat yang merupakan aplikasi dari suatu teknik bertarung.
  2. Perisai Diri berarti suatu sistem pertahanan diri. "Perisai" berarti pelindung dan "Diri" terkait dengan seorang pribadi. Perisai dalam kebudayaan indonesia dikenal sebagai senjata pertahanan diri yang mempunyai arti sebagai simbol baik penyerangan maupun perlindungan para anggota Silat Perisai Diri.
Silat Perisai Diri lebih populer dengan singkatan PD. PD merupakan suatu sistem modern yang menggabungkan logika pertarungan dan teknik-teknik yang diambil dari para pendahulunya.

Langkah awal untuk memformulasikan sistem PD dimulai pada tahun 1955 di Yogjakarta, Jawa Tengah. Tapi baru di Surabayalah PD yang diinspirasi dan dipimpin oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo (lebih dikenal dengan sebutan Pak De atau Pak Dirdjo) menjadi suatu sistem beladiri yang terorganisasi.



Dalam 3 dekade Pak De mempelajari dan mengajarkan PD, sistem ini akhirnya berkembang cukup baik dan menjadi organisasi seni beladiri yang sangat dihormati. Sekarang PD telah dipelajari oleh ratusan ribu anggota di seluruh Indonesia dan memiliki komisariat-komisariat di luar negeri seperti Belanda, Jerman, Prancis, Jepang, Italia, Kanada, Amerika Serikat dan Australia.

Selain dipelajari oleh kalangan sipil, PD juga dipelajari oleh Angkatan Bersenjata Indonesia, personel-personel penegak hukum dan lain-lain. Ini dikarenakan kepraktisan dan serbaguna dari sistem PD ini sendiri. Menurut Pak Dirdjo, PD merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan berbagai metode pertarungan yang dipilih dari berbagai sumber etnis kebudayaan yang memiliki pengaruh dalam kebudayaan Indonesia setidaknya sejak abad ke 7 Masehi.

PERISAI DIRI lahir dari perenungan atas langkah perjalanan yang panjang, tumbuh dengan latihan yang tidak pernah berakhir dan besar karena semangat yang diwariskan oleh pendirinya, Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo.

Putra Raden Mas Pakoe Soedirdjo ini lahir pada tanggal 8 Januari 1913 didalam lingkungan Keraton Paku Alaman di Yogyakarta. Lingkungan Taman Siswa di sekitarnya tentu saja mengharapkan pemuda kecil ini tumbuh menjadi guru. Namun kenyataannya ia lebih mempunyai tulang yang baik, sehingga baru berumur sembilan tahun saja silat di Keraton Paku Alaman sudah terkuasai dengan baik. Teman-teman selatihannya menjadi tidak segan untuk menganggapnya sebagai pelatih.

Tahun berganti, sang pelatih muda pun sadar kalau dunia silat bukan cuma tembok keraton. Setamat HIK pada umur 16 tahun, Soebandiman meninggalkan Paku Alaman demi menuntut ilmu silat. Dasar anak muda, melangkah hanya berbekal tekad dan betul-betul melangkah dengan berjalan kaki.

Pemuda Soebandiman pun sampai di Jombang, gudang pesantren Jawa Timur ini berfasilitas lengkap. Bapak Hasan Basri didatanginya untuk berguru Silat, sedang ilmu agama dan pengetahuan umum disadapnya dari Pondok Pesantren Tebu Ireng. Untuk menyambung hidupnya dirantau, ia bekerja di pabrik gula Peterongan. Hari-haripun menjadi padat, hidup dirantau memang tidak mudah. Namun nyatanya, semua itu bisa dijalani dengan mulus dan Soebandiman melakoni gemblengan hidup.

Begitu merasa cukup, pemuda ini kembali ke Barat. Solo kotanya, Bapak Sayid Sahab tujuannya, berguru silat tentunya. Untuk memperdalam ilmunya, ia juga mendatangi kakeknya, Jogosurasmo. Soebandiman pun mewarisi ilmu kakeknya yang pakar ilmu kanuragan ini. Semaranglah tujuan berikutnya. Ia berguru kepada bapak Soegito yang beraliran Setia Saudara (SS). Pemuda yang haus pengalaman ini belum puas, maka ia berguru ilmu kanuragan lagi di pondok Randu Ginting, Semarang.

Dari sana, langkah terayun ke Cirebon. Namun ternyata baru sampai di Kuningan, langkahnya terhenti. Daerah ini pada waktu itu memang cukup terkenal untuk di datangi berguru. Kembali Soebandiman berguru silat dan Kanuragan. Kesana kemari berguru silat, jenuhkah ia? Ternyata tidak. Tekad besar untuk menggabungkan dan mengolah ilmu-ilmu yang di pelajarinya semakin kuat dan itu cukup ampuh untuk mengusir rasa bosan yang mungkin timbul. Berpindah-pindah guru baginya berarti mengetahui yang baru dan menambal yang kurang, begitu tekadnya sejak pertama kali pergi merantau. Pengalaman dan gemblengan akhirnya menjadikannya sesosok manusia yang bermental baja dan penuh percaya diri yang didasari dengan niat baik. Maka Tuhan Yang Maha Esa pun berkenan menuntun mencapai cita-citanya. Ia pun mulai meramu ilmu silat ciptaannya sendiri. RM Soebandiman Dirdjoatmojo lalu menetap di Banyumas, tepatnya di Parakan. Silat ciptaannya yang pertama disebar dengan membuka perguruan silat EKA KALBU (EKA).

Di tengah kesibukan melatih, bertemulah ia dengan suhu Yap Kie San, seorang pendekar berbangsa Tionghoa yang beraliran Siaw Liem Sie. Bagi RMS Dirdjoatmojo, untuk belajar tidak perlu memandang suku, usia, agama dan bangsa, yang penting ilmu yang dituntut itu berguna. Setelah 14 tahun penuh cobaan dan gemblengan, sampailah puncak latihan silat RMS Dirdjoatmojo kepada suhu Yap Kie San ini.

Sejauh-jauhnya bangau terbang akhirnya ke pelimbahan juga. RMS Dirdjoatmodjo pun kembali ke tanah kelahirannya, Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantoro yang masih pak de nya memintanya untuk mengajar silat di Perguruan Taman Siswa. Memenuhi harapan keluarga, RMS Dirdjoatmodjo pun menjadi guru silat. Sekitar tahun 1947, beliau diangkat menjadi pegawai negeri pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Seksi Pencak Silat. Dengan misi mengembangkan pencak silat, beliau membuka kursus silat melalui dinas untuk umum. Beliau juga mengajar di organisasi HPPSI serta Himpunan Siswa Budaya.

Pada tahun 1954, RMS Dirdjoatmodjo pindah ke Surabaya, ke kantor Kebudayaan Jawa Timur, Jalan Wijaya Kesuma 53. dikantor inilah beliau dibantu Bp. Imam Ramelan mengadakan kursus pencak silat yang menandai berdirinya KELUARGA SILAT NASIONAL INDONESIA PERISAI DIRI pada tanggal 2 Juli 1955. Teknik silat yang beliau ajarkan adalah gabungan berbagai teknik beladiri yang ada di Indonesia.

Pengalaman sebagai pegawai kantor urusan silat memungkinkannya untuk melakukan hal itu. Dasar ilmu silat yang telah dikeduk berpuluh-puluh tahun, kini tercurah dalam bentuk teknik yang amat sesuai dengan kemampuan anatomi tubuh manusia.

Kursus Perisai Diri yang tadinya Cuma berumur setahun ini mulai berkembang pesat. Namanya pun menjadi Keluarga Silat nasional Indonesia PERISAI DIRI, atau disingkat Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI. Banyak kalangan yang menyebutnya dengan Perisai Diri atau bahkan PD saja. Nama PD bagi sebagian besar murid PERISAI DIRI juga sering dianggap sebagai singkatan dari Pak Dirdjo, sebutan akrab bagi sang guru besar tercinta.

Peminat Perisai Diri bukan sekedar pelajar dan mahasiswa, namun meluas ke kalangan pekerja, pegawai negri/swasta sampai militer. Perisai diri melebarkan sayapnya sampai ke Australia , Belanda, Ingris, Jerman dan Austria. Suatu prestasi yang amat membanggakan karena silat Perisai Diri ini mudah dipelajari oleh semua orang, segala usia, tingkat ekonomi dan sosial.
Tetapi manusia tidak pernah menang melawan waktu. Di Surabaya, pada tanggal 9 Mei 1983, RMS Dirdjoatmodjo berpulang menghadap Allah, Tuhan Sang Maha Pencipta Alam Semesta. Tongkat kepelatihan pun beralihn pada murid-murid utamanya, para anggota Dewan Pendekar PERISAI DIRI.

Untuk menghargai jasa-jasa yang telah diberikannya dalam partisipasinya membangun nusa, bangsa dan negara, khususnya dalam hal pembinaan generasi muda di bidang seni beladiri silat, maka pada tahun1986, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar PENDEKAR PURNA UTAMA untuk guru tercinta ini.

Ujian Kenaikan Tingkat Perisai Diri Cabang Semarang

Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri akan menggelar Ujian kenaikan Tingkat pada Minggu, 28 Februari 2010. Acara akan diselenggarakan salama 2 Sesi. Sesi Pertama Hari Minggu 28 Februari 2010 yang meliputi Ujian Fisik, Ujian Teknik, dan Ujian Teori. Sesi kedua akan dilaksanakan pada Minggu, 7 Maret 2010 dengan mengagendakan Pendalaman Materi dan Pelantikan peserta yang lulus UKT.

Materi yang diujikan meliputi materi Fisik, Teknik dan materi Teori.

Materi ujian fisik yang diujikan meliputi ketahanan tubuh/stamina yaitu : Push Up, Sit Up, Back Up, Squat Tras, Teknik Perisai Diri yang biasa untuk pemanasan seperti Daun Melayang Pendeta, Daun Melayang Gejlig, Kilat Garuda, Kilat Tendang T, dll.

Sedangkan materi ujian teknik masih mengacu pada materi lama yang biasa dipakai untuk ujian sebelumnya, meliputi Senam Teknik Dasar Tangan Kosong (25, 50, dan 60 gerak), Rangkaian buku dasar tangan kosong/senjata, solospel tangan kosong/senjata/teknik asli, Dikte kebenaran Teknik, Serang-Hindar, dan Fight versi IPSI.

Untuk materi ujian teori, akan diujikan beberapa soal dan analisis teknik dari AD/ART Perisai Diri, Sejarah Perisai Diri, Materi Keorganisasian Perisai Diri, dan Pengetahuan Umum.

Ujian Kenaikan Tingkat Perisai Diri adalah suatu event dimana pesilat Perisai Diri akan diuji (Test) untuk menentukan apakah pesilat tersebut layak untuk menduduki Tingkatan yang lebih tinggi dalam Silat Perisai Diri.

UKT Perisai Diri Cabang Semarang :
28 November 2010 s/d 6-7 Desember 2010
Mulai Pkl : 06.30 WIB
Di Aula SMA Negeri 5 Semarang
Jl. Pemuda 147 Semarang

Info :
08122519007
085641155426